Sabtu, 12 November 2011

Bandara Internasional BILL

Bandara ini memang baru seumur jagung. Peresmiannya pun baru dilakukan 20 Oktober lalu. Bandara ini menggantikan Bandara Selaparang, Mataram yang dinilai tidak mampu lagi untuk menangani lonjakan lalu lintas penerbangan dari dan ke Lombok.

Sayangnya, tidak tampak kesan bandara berkelas standar internasional. Kumuh dan semrawut, itulah pengamatan detikcom saat berkunjung ke bandara ini, 31 Oktober dan 2 November lalu.

Tiga kamar mandi yang coba detikcom sambangi, semuanya tak ada yang bersih. Rata-rata kamar mandinya pasti tergenang air. Sudah pasti jalur menuju kamar mandi pun akan jorok dengan bekas jejak sepatu basah. Pintunya sama saja, beberapa di antaranya malah ada yang tidak lagi berfungsi dengan baik.

Lantai di dalam bandara pun, di beberapa tempat terkesan kotor. Tercatat ada dua buah ember diletakkan di bawah plafon untuk menampung rembesan air yang menetes.

Di lobi luar bandara, puluhan orang dengan bebasnya dapat duduk serta tiduran di berbagai sudut bandara. Kebersihan di area ini tidak terjaga dengan baik. Puntung rokok ada di mana-mana. Lantainya pun kotor bekas jejak kaki.

Lingkungan kawasan bandara ini juga tidak sedap dipandang. Gersang dan kering, sangat jarang terlihat pohon rimbun yang menghiasi bandara bertaraf internasional ini.

Bagaimana dengan Ruang VIP? Di ruang khusus ini, lantainya terlihat lebih bersih. Kamar mandinya pun jauh lebih terawat. Sayangnya, detikcom yang datang bersama rombongan Komisi II DPR, Senin (31/10) lalu, tidak bisa merasakan nyamannya berada di ruangan ini. Mesin pendingin ruangan tak bisa dinyalakan karena listriknya mati.

Bandara ini sendiri berlokasi cukup jauh dari Ibukota Mataram. Dengan menempuh kendaraan roda empat, memakan waktu sekitar 60 menit untuk mencapai jantung kota.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar